Jumat, 15 Juli 2016

MAKALAH PBPD TENTANG PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA SD



BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang 
         Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan, kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh.
Anak usia SD ditandai dengan 3 dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di sekolah dasar dan menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

          Pendidikan SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan anak SD juga merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah Dasar (SD), SD kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Dasar (biasa) dan madrasah ibtidaiyah dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah biasanya disebut SD negeri, sedangkan yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut SD swasta. Oleh karena itu bagi anak yang putus sekolah atau anak yang menyandang cacat fisik atau mental dapat memasuki sekolah sesuai dengan jenis penyelenggaraan pendidikan yang dibutuhkan.


B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

 1. Pengertian perkembangan fisik, sosial, dan emosi ?

    2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik ?

    3. Bagaimana perkembangan keterampilan motorik anak usia SD ?

C .TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik, sosial, dan emosi .

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik

3. Mengetahui perkembangan keterampilan motorik anak usia SD.



BAB II

PEMBAHASAN
 
A. TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA SD

            Karakteristik perkembangan pada periode anak sekolah tersebut, menurut Rifai (1977), pada intinya memiliki tiga cirri pokok yaitu : (1) dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk kedalam kelompok anak-anak sebaya; (2) dorongan yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak yang menuntut keterampilan tertentu; serta (3) dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa yaitu dunia konsep-konsep logika, simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental lainnya.

           Tugas-tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan menurut Havighurst pada masa anak lahir (Hurlock, 1991 dan Rifai, 1997) dikemukakan dalam uraian berikut :
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. Hakikat dari tugas perkembangan ini adalah mempelajari keterampilan-keterampilan yang bersifat fisik/jasmani untuk dapat melakukan permainan. Keterampilan yang dimaksudkan antara lain keterampilan dalam melempar, menendang, melompat, meloncat, berenang, dan menggunakan alat –alat permainan tertentu.

2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh. Hakikat tugas perkembangan ini adalah belajar mengembangkan sikap kebiasaan untuk hidup sehat, dengan cara memelihara badan agar tetap sehat, menjaga kebersihan, keselamatan diri, menghindari penyakit, konsisten memelihara kesehatan, dan mempunyai sikap yang realistis terhadap seks. Secara psikologis, anak dihargai atau tidak dihargai oleh teman sebaya dan orang dewasa berdasarkan keterampilan fisik dan penampilan diri.

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak belajar member dan menerima dalam kehidupan sosial antara teman sebaya, dan belajar membina persahabatan dengan teman sebaya, termasuk juga bergaul dengan munsuhnya. Secara psikologis, anak mulai ke luar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia pergaulan dengan teman sebaya.

4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak belajar dan bertindak sesuai dengan peran seksnya yaitu sebagai anak laki-laki atau anak perempuan. Secara fisik biologis, ada perbedaan anatomi antara anak laki-laki dan perempuan sehingga mengakibatkan masyarakat menuntut agar mereka berperan sesuai dengan jenis kelaminnya. Perbedaan peran sosial pria dan wanita juga dipengaruhi kelas sosial anak.

5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak belajar mengembangkan tiga keterampilan dasar yaitu membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan untuk hidup di masyarakat.

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak harus mempelajari berbagai konsep agar dapat berfikir efektif mengenai permasalahan sosial di sekitar kehidupan anak sehari-hari.

7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tatadan tingkatan nilai. Hakikat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan moral yang bersifat batiniah yaitu hati nurani, serta mengembangkan pemahaman dan sikap moral terhadap peraturan dan tata nilai yang berlaku dalam kehidupan anak.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.

9. Mencapai kebebasan. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak menjadi individu dan otonom atau bebas, dalam arti dapat membuat rencana untuk masa sekarang dan masa yang akan dating, bebas dari pengaruh orang tua atau orang lain.
B. PERKEMBANGAN FISIK SOSIAL PESERTA DIDIK

             Peserta didik merupakan suatu totalitas atau kesatuan. Ini berarti perkembangan berlansung secara terintegrasi, termasuk dalam perkembangan keseluruhan aspek-aspeknya seperti aspek fisik, sosial, emosi, intelek, moral, dan kepribadian, yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

             Perkembangan fisik, bertujuan menjelaskan pengertian dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan motorik, serta keterampilan dasar pada masa anak akhir. Perkembangan sosial, bertujuan menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan, serta penyesuian sosial. Perkembangan emosi, bertujuan menjelaskan pengertian,macam, dan manfaat mempelajari emosi, factor yang mempengaruhi perkembangan emosi, dan kecerdasan emosional, serta bahaya emosi negatif bagi perkembangan peserta didik secara keseluruhan.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangn Fisik

1. Pengertian perkembangan fisik

           Perkembangan fisik/tubuh seseorang terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan tulang, sistem saraf, sirkulasi darah, otot, serta berfungsinya hormon. Perkembangan fisik peserta didik usia SD meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi ataun perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Secara tidak lansung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan cara anak memandang orang lain, yang berdampak lebih lanjut dalam melakukan penyesuaian dengan dirinya dan orang lan.

          Perkembangan tinggi badan setiap peserta didik usia SD dapat berbeda-beda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka mengikuti aturan/pola yang sama.

           Perkembangan berat tubuh peserta didik yang normal pada usia lima tahun akan memiliki berat tubuh sekitar lima kali beratnya ketika dilahirkan.  Pada akhir masa anak sekolah beratnya sekitar 35-40 kg. Pada usia 10-12 tahun atau mendekati permulaan masa remaja, anak-anak mengalami periode lemak. Pada masa ini anak mengalami pematangan kelamin yang sebagian besar berasal dari hormon yang muncul bersamaan dengan itu.  Gejalanya pada masa dua tahun terakhir ini (10-12 tahun). Nafsu makan anak semakin besar diiringi dengan pertumbuhan tubuh yang cepat.

           Perkembangan fisik tidak hanya berarti pertumbuhan dan penambahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan), tetapi juga proporsi tubuh atau perbandingan besar kecilnya anggota badan secara keseluruhan. Secara umum, perubahan proporsi tubuh mengikuti hokum arah perkembangan dimana terjadi pertumbuhan kepala berlansung lambat, sedangkan anggota tubuh yaitu kaki dan tangan berlangsung cepat, sedangkan bagian tubuh lainnya berlansung sedang. Ketidaksinkronan pertumbuhan bagian-bagian tubuh mengakibatkan proporsi tubuh peserta didik usia SD berbeda dengan proporsi tubuh ketika bayi maupun dewasa.

           Meskipun terdapat perbedaan dan keanekaragaman ukuran tinggi dan berat badan serta proporsi tubuh, bentuk tubuh anak dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu: (1) bentuk tubuh endomorf yang cenderung menjadi gemuk dan berat; (2)  bentuk tubuh mesomorf yang cenderung menjadi kekar dan berat; (3) bentuk ektomorf yang cenderung kurus dan bertulang panjang. Ketiga bentuk tubuh ini mulai tampak jelas pada saat anak akhir. Ketika masa remaja dan dewasa bukan hanya tampak jelas ketiga bentuk tubuh ini, tetapi juga terdapat perbedaan yang jelas antara bentuk tubuh laki-laki dan perempuan.

            Selain perkembangan ukuran tinggi dan berat, serta proporsi tubuh, terjadi pula pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan tulang (jumlah dan komposisi) pada peserta didik usia SD cenderung lambat dibandingkan masa anak awal dan remaja. Pengerasan tulang dari tulang rawan menjadi tulang keras berlansung terus sampai akhir masa remaja. Pertumbuhan tulang terjadi tidak lainnya, tergantung pada hormon, gizi, dan zat mineral yang dikonsumsi anak.

           Sebagian peserta didik usia SD juga berada pada awal masa remaja yang dikenal dengan masa puber. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat pesat baik dalam ukuran tinggi dan berat badan, maupun dalam proporsi tubuh, yang disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan fisik yang sangat pesat ini mengakibatkan anak puber mengalami ketidakseimbangan, terlalu memperhatikan perubahan fisik tubuhnya, menarik diri dari pergaulan, perubahan minat dan kegiatan/aktivitas bermain, bersifat negatif/menentang, menjadi kurang percaya diri, dan sebagainya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

          Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD berlansung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada masa sebelumnya (masa bayi dan kanak-kanak awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Banyak factor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak, baik secara umum maupun individual. Diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Pengaruh keluarga, baik faktor keturunan maupun lingkungan keluarga

           Faktor keturunan dapat membuat anak menjadi lebih gemuk daripada anak lainnya sehingga lebih berat tubuhnya. Demikian juga ras suku bangsa yang merupakan salah satu keturunan membuat perkembangan fisik seseorang berbeda. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak tersebut.

b. Jenis Kelamin

          Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun, yang terjadi sebaliknya. Kecenderungan ini terjadi karena bangun tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda daripada anak perempuan.

c. Gizi dan Kesehatan

           Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan yang memperoleh gizi kurang. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat dapat membantu mereka memberikan gizi yang cukup agar terjadi perkembangan fisik yang baik dan sehat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek lainnya.

d. Status Sosial Ekonomi

          Fisik anak dari kelompok sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup atau tinggi. Keadaan status sosial ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberikan makanan, gizi dan pemeliharaan kesehatan, serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut.

e. Gangguan Emosional

          Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, dan akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan/pertumbuhan memasuki masa puber.
C. PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK

           Sejarah dengan perkembangan fisik, terjadi pula perkembangan keterampilan motorik. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

            Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Sebelum system saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya mengajarkan keterampilan motorik  melalui berbagai latihan akan menjadi usaha yang sia-sia.

            Pola perkembangan motorik dapat diramalkan, yang dimulai dari gerakan yang bersifat umum atau kasar menjadi gerakkan yang semakin spesifik dan halus. Perbedaan motorik secara individual selain dipengaruhi kematangan dan keterampilan motorik sebelumnya, juga dipengaruhi kondisi lain yang dapat memperlambat atau mempercepat dikuasainya keterampilan gerak motorik tertentu. Kondisi yang mempengaruhi kecepatan dikuasainya perkembangan keterampilan motorik, antara lain sifat dasar genetic, ada tidaknya hambatan dalam awal kehidupan seseorang, kondisi pralahir dan saat lahir, gangguan atau rangsangan dari lingkungan, cacat fisik, kecerdasan, serta motivasi dan metode pelatihan yang disebabkan perbedaan jenis kelamin ras, sosial ekonomi.

           Keterampilan motorik yang terkoordinasi dengan baik dapat dipelajari/dilatih dan berkembang menjadi kebiasaan. Pada usia tersebut, tubuh anak masih lentur sehingga lebih mudah dilatih untuk gerakan motorik.

           Keterampilan gerakan motorik pada umumnya dipelajari dengan berbagai cara. Pertama, uji coba (trial and error). Kedua, meniru atau imitasi dengan cara mengamati keterampilan gerak motorik suatu model (orang dewasa atau anak yang lebih besar). Terakhir, keterampilan pelatihan terbimbing, pada waktu mengamati model yang memperlihatkan keterampilan gerakan motoriknya sehingga anak dapat menirunya dengan tepat dan cepat.

            Terdapat sejumlah keterampilan gerakan motorik yang umum pada masa anak usia sekolah. Pertama, keterampilan tangan, seperti menggunakan alat-alat makan, serta menangkap dan melempar bola. Kedua, keterampilan kaki seperti melompat, berlari, memanjat, mengendari sepeda.

           Dalam perkembangan motorik dapat terjadi masalah biasanya berkenaan dengan : (1) keterlambatan atau keterbelakangankemampuan gerakan motorik yang dimiliki anak dibandingkan dengan anak seusianya, (2) harapan yang tidak realistic dari orang dewasa akan keterampilan motorik yang harus dikuasai anak, serta ketidaksanggupan mempelajari keterampilan gerakan motorik  penting sehingga menghambat penyesuaian pribadi dan sosial anak.

D. KETERAMPILAN DASAR PADA MASA ANAK AKHIR

            Selain keterampilan gerak motorik yang banyak dikembangkan melalui kegiatan permainan, pada usia peserta didik SD, Hurlock (1991) mengemukakan empat keterampilan dasar berikut yang perlu dikuasai anak SD pada masa anak akhir.

1. Keterampilan menolong diri sendiri ( self help), yang perlu dilatihkan agar anak dapat mencapai kemandiriannya.

2. Keterampilan menolong orang lain (sosial), yang diperlukan agar anak dapat diterima oleh kelompok sosialnya,seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarya.

3. Keterampilan bermain, yang diperlukan anak untuk belajar berbagai hal dan menikmati kegiatan kelompok dan menghibur diri sendiri.

4. Keterampilan bersekolah atau skolastik, yang diperlukan anak agar dapat mengikuti dan berprestasi dalam belajar disekolah



BAB III
PENUTUP


A.KESIMPULAN

   

          Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau pada suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan, kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh.



B. SARAN

         Pendidikan SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan anak SD juga merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Jadi sebagai calon guru kita harus bisa ikut serta dan mendukung pemerintah untuk acara penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah Dasar (SD), SD kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah Ibtidaiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar