BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemaknaan kebutuhan SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan, kebudayaan,
keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh.
Anak usia SD ditandai dengan 3 dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di sekolah dasar dan menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Anak usia SD ditandai dengan 3 dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di sekolah dasar dan menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Pendidikan SD merupakan jenjang
pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Perkembangan anak SD juga merupakan tahapan
perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan
pribadi. Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah
Dasar (SD), SD kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah
Ibtidaiyah. Sekolah Dasar (biasa) dan madrasah ibtidaiyah dapat diselenggarakan
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah biasanya disebut SD negeri, sedangkan yang diselenggarakan oleh
masyarakat disebut SD swasta. Oleh karena itu bagi anak yang putus sekolah atau
anak yang menyandang cacat fisik atau mental dapat memasuki sekolah sesuai
dengan jenis penyelenggaraan pendidikan yang dibutuhkan.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Pengertian
perkembangan fisik, sosial, dan emosi ?
2. Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik ?
3. Bagaimana perkembangan
keterampilan motorik anak usia SD ?
C .TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik, sosial, dan
emosi .
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
3. Mengetahui perkembangan keterampilan motorik anak usia SD.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
USIA SD
Karakteristik perkembangan pada periode anak sekolah tersebut, menurut
Rifai (1977), pada intinya memiliki tiga cirri pokok yaitu : (1) dorongan untuk
keluar dari rumah dan masuk kedalam kelompok anak-anak sebaya; (2) dorongan
yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak yang menuntut
keterampilan tertentu; serta (3) dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa
yaitu dunia konsep-konsep logika, simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental
lainnya.
Tugas-tugas
perkembangan sepanjang rentang kehidupan menurut Havighurst pada masa anak
lahir (Hurlock, 1991 dan Rifai, 1997) dikemukakan dalam uraian berikut :
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang umum. Hakikat dari tugas perkembangan ini adalah
mempelajari keterampilan-keterampilan yang bersifat fisik/jasmani untuk dapat
melakukan permainan. Keterampilan yang dimaksudkan antara lain keterampilan
dalam melempar, menendang, melompat, meloncat, berenang, dan menggunakan alat
–alat permainan tertentu.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
mahluk yang sedang tumbuh. Hakikat tugas perkembangan ini adalah belajar
mengembangkan sikap kebiasaan untuk hidup sehat, dengan cara memelihara badan
agar tetap sehat, menjaga kebersihan, keselamatan diri, menghindari penyakit,
konsisten memelihara kesehatan, dan mempunyai sikap yang realistis terhadap
seks. Secara psikologis, anak dihargai atau tidak dihargai oleh teman sebaya
dan orang dewasa berdasarkan keterampilan fisik dan penampilan diri.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak belajar member dan menerima dalam
kehidupan sosial antara teman sebaya, dan belajar membina persahabatan dengan
teman sebaya, termasuk juga bergaul dengan munsuhnya. Secara psikologis, anak
mulai ke luar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia pergaulan dengan
teman sebaya.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan
tepat. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak belajar dan bertindak sesuai
dengan peran seksnya yaitu sebagai anak laki-laki atau anak perempuan. Secara
fisik biologis, ada perbedaan anatomi antara anak laki-laki dan perempuan
sehingga mengakibatkan masyarakat menuntut agar mereka berperan sesuai dengan jenis
kelaminnya. Perbedaan peran sosial pria dan wanita juga dipengaruhi kelas
sosial anak.
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis, dan berhitung. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak
belajar mengembangkan tiga keterampilan dasar yaitu membaca, menulis, dan
berhitung yang diperlukan untuk hidup di masyarakat.
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak harus
mempelajari berbagai konsep agar dapat berfikir efektif mengenai permasalahan
sosial di sekitar kehidupan anak sehari-hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tatadan
tingkatan nilai. Hakikat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan moral yang
bersifat batiniah yaitu hati nurani, serta mengembangkan pemahaman dan sikap
moral terhadap peraturan dan tata nilai yang berlaku dalam kehidupan anak.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga. Hakikat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan sikap
sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.
9. Mencapai kebebasan. Hakikat tugas perkembangan ini adalah
anak menjadi individu dan otonom atau bebas, dalam arti dapat membuat rencana
untuk masa sekarang dan masa yang akan dating, bebas dari pengaruh orang tua
atau orang lain.
B. PERKEMBANGAN FISIK SOSIAL
PESERTA DIDIK
Peserta
didik merupakan suatu totalitas atau kesatuan. Ini berarti perkembangan
berlansung secara terintegrasi, termasuk dalam perkembangan keseluruhan
aspek-aspeknya seperti aspek fisik, sosial, emosi, intelek, moral, dan
kepribadian, yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Perkembangan fisik, bertujuan menjelaskan pengertian dan factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan motorik, serta
keterampilan dasar pada masa anak akhir. Perkembangan sosial, bertujuan
menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan,
serta penyesuian sosial. Perkembangan emosi, bertujuan menjelaskan
pengertian,macam, dan manfaat mempelajari emosi, factor yang mempengaruhi
perkembangan emosi, dan kecerdasan emosional, serta bahaya emosi negatif bagi
perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangn Fisik
1. Pengertian perkembangan fisik
Perkembangan fisik/tubuh seseorang
terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan tulang, sistem saraf, sirkulasi
darah, otot, serta berfungsinya hormon. Perkembangan fisik peserta didik usia
SD meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi ataun
perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan
tulang, gigi, otot dan lemak. Secara tidak lansung, pertumbuhan dan
perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan
cara anak memandang orang lain, yang berdampak lebih lanjut dalam melakukan
penyesuaian dengan dirinya dan orang lan.
Perkembangan
tinggi badan setiap peserta didik usia SD dapat berbeda-beda, tetapi pola
pertumbuhan tinggi tubuh mereka mengikuti aturan/pola yang sama.
Perkembangan berat tubuh peserta
didik yang normal pada usia lima tahun akan memiliki berat tubuh sekitar lima
kali beratnya ketika dilahirkan. Pada
akhir masa anak sekolah beratnya sekitar 35-40 kg. Pada usia 10-12 tahun atau
mendekati permulaan masa remaja, anak-anak mengalami periode lemak. Pada masa
ini anak mengalami pematangan kelamin yang sebagian besar berasal dari hormon
yang muncul bersamaan dengan itu.
Gejalanya pada masa dua tahun terakhir ini (10-12 tahun). Nafsu makan
anak semakin besar diiringi dengan pertumbuhan tubuh yang cepat.
Perkembangan
fisik tidak hanya berarti pertumbuhan dan penambahan ukuran tubuh (tinggi dan
berat badan), tetapi juga proporsi tubuh atau perbandingan besar kecilnya
anggota badan secara keseluruhan. Secara umum, perubahan proporsi tubuh
mengikuti hokum arah perkembangan dimana terjadi pertumbuhan kepala berlansung
lambat, sedangkan anggota tubuh yaitu kaki dan tangan berlangsung cepat,
sedangkan bagian tubuh lainnya berlansung sedang. Ketidaksinkronan pertumbuhan
bagian-bagian tubuh mengakibatkan proporsi tubuh peserta didik usia SD berbeda
dengan proporsi tubuh ketika bayi maupun dewasa.
Meskipun
terdapat perbedaan dan keanekaragaman ukuran tinggi dan berat badan serta
proporsi tubuh, bentuk tubuh anak dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu:
(1) bentuk tubuh endomorf yang cenderung menjadi gemuk dan berat; (2) bentuk tubuh mesomorf yang cenderung menjadi
kekar dan berat; (3) bentuk ektomorf yang cenderung kurus dan bertulang panjang.
Ketiga bentuk tubuh ini mulai tampak jelas pada saat anak akhir. Ketika masa
remaja dan dewasa bukan hanya tampak jelas ketiga bentuk tubuh ini, tetapi juga
terdapat perbedaan yang jelas antara bentuk tubuh laki-laki dan perempuan.
Selain
perkembangan ukuran tinggi dan berat, serta proporsi tubuh, terjadi pula
pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan tulang (jumlah dan
komposisi) pada peserta didik usia SD cenderung lambat dibandingkan masa anak
awal dan remaja. Pengerasan tulang dari tulang rawan menjadi tulang keras
berlansung terus sampai akhir masa remaja. Pertumbuhan tulang terjadi tidak
lainnya, tergantung pada hormon, gizi, dan zat mineral yang dikonsumsi anak.
Sebagian
peserta didik usia SD juga berada pada awal masa remaja yang dikenal dengan
masa puber. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat pesat baik dalam
ukuran tinggi dan berat badan, maupun dalam proporsi tubuh, yang disebabkan
oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan seksual.
Perubahan fisik yang sangat pesat ini mengakibatkan anak puber mengalami
ketidakseimbangan, terlalu memperhatikan perubahan fisik tubuhnya, menarik diri
dari pergaulan, perubahan minat dan kegiatan/aktivitas bermain, bersifat
negatif/menentang, menjadi kurang percaya diri, dan sebagainya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Pertumbuhan
fisik peserta didik usia SD berlansung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan pada masa sebelumnya (masa bayi dan kanak-kanak awal) dan
sesudahnya (masa puber dan remaja). Banyak factor yang mempengaruhi
perkembangan fisik anak, baik secara umum maupun individual. Diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Pengaruh keluarga, baik faktor keturunan maupun lingkungan
keluarga
Faktor keturunan dapat membuat anak
menjadi lebih gemuk daripada anak lainnya sehingga lebih berat tubuhnya.
Demikian juga ras suku bangsa yang merupakan salah satu keturunan membuat
perkembangan fisik seseorang berbeda. Faktor lingkungan akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak
tersebut.
b. Jenis Kelamin
Anak
laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak
perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun, yang terjadi sebaliknya.
Kecenderungan ini terjadi karena bangun tulang dan otot pada anak laki-laki
memang berbeda daripada anak perempuan.
c. Gizi dan Kesehatan
Anak yang
memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat
mencapai masa puber dibandingkan dengan yang memperoleh gizi kurang. Lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat dapat membantu mereka memberikan gizi yang
cukup agar terjadi perkembangan fisik yang baik dan sehat sehingga pada
akhirnya akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek lainnya.
d. Status Sosial Ekonomi
Fisik anak
dari kelompok sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak dari
keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup atau tinggi. Keadaan status
sosial ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberikan makanan, gizi dan
pemeliharaan kesehatan, serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak
tersebut.
e. Gangguan Emosional
Anak yang
sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin
yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada
kelenjar pituitary, dan akibatnya anak mengalami keterlambatan
perkembangan/pertumbuhan memasuki masa puber.
C. PERKEMBANGAN
KETERAMPILAN MOTORIK
Sejarah dengan perkembangan fisik,
terjadi pula perkembangan keterampilan motorik. Perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
Perkembangan motorik bergantung
pada kematangan otot dan syaraf. Sebelum system saraf dan otot berkembang
dengan baik, upaya mengajarkan keterampilan motorik melalui berbagai latihan akan menjadi usaha
yang sia-sia.
Pola perkembangan motorik dapat
diramalkan, yang dimulai dari gerakan yang bersifat umum atau kasar menjadi
gerakkan yang semakin spesifik dan halus. Perbedaan motorik secara individual
selain dipengaruhi kematangan dan keterampilan motorik sebelumnya, juga
dipengaruhi kondisi lain yang dapat memperlambat atau mempercepat dikuasainya
keterampilan gerak motorik tertentu. Kondisi yang mempengaruhi kecepatan
dikuasainya perkembangan keterampilan motorik, antara lain sifat dasar genetic,
ada tidaknya hambatan dalam awal kehidupan seseorang, kondisi pralahir dan saat
lahir, gangguan atau rangsangan dari lingkungan, cacat fisik, kecerdasan, serta
motivasi dan metode pelatihan yang disebabkan perbedaan jenis kelamin ras,
sosial ekonomi.
Keterampilan motorik yang terkoordinasi
dengan baik dapat dipelajari/dilatih dan berkembang menjadi kebiasaan. Pada
usia tersebut, tubuh anak masih lentur sehingga lebih mudah dilatih untuk
gerakan motorik.
Keterampilan gerakan motorik pada
umumnya dipelajari dengan berbagai cara. Pertama, uji coba (trial and error).
Kedua, meniru atau imitasi dengan cara mengamati keterampilan gerak motorik
suatu model (orang dewasa atau anak yang lebih besar). Terakhir, keterampilan
pelatihan terbimbing, pada waktu mengamati model yang memperlihatkan
keterampilan gerakan motoriknya sehingga anak dapat menirunya dengan tepat dan
cepat.
Terdapat sejumlah keterampilan
gerakan motorik yang umum pada masa anak usia sekolah. Pertama, keterampilan
tangan, seperti menggunakan alat-alat makan, serta menangkap dan melempar bola.
Kedua, keterampilan kaki seperti melompat, berlari, memanjat, mengendari
sepeda.
Dalam perkembangan motorik dapat
terjadi masalah biasanya berkenaan dengan : (1) keterlambatan atau
keterbelakangankemampuan gerakan motorik yang dimiliki anak dibandingkan dengan
anak seusianya, (2) harapan yang tidak realistic dari orang dewasa akan
keterampilan motorik yang harus dikuasai anak, serta ketidaksanggupan
mempelajari keterampilan gerakan motorik
penting sehingga menghambat penyesuaian pribadi dan sosial anak.
D. KETERAMPILAN DASAR PADA MASA ANAK
AKHIR
Selain keterampilan gerak motorik
yang banyak dikembangkan melalui kegiatan permainan, pada usia peserta didik
SD, Hurlock (1991) mengemukakan empat keterampilan dasar berikut yang perlu
dikuasai anak SD pada masa anak akhir.
1.
Keterampilan menolong diri sendiri ( self help), yang perlu dilatihkan agar
anak dapat mencapai kemandiriannya.
2.
Keterampilan menolong orang lain (sosial), yang diperlukan agar anak dapat
diterima oleh kelompok sosialnya,seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan
sekitarya.
3.
Keterampilan bermain, yang diperlukan anak untuk belajar berbagai hal dan
menikmati kegiatan kelompok dan menghibur diri sendiri.
4.
Keterampilan bersekolah atau skolastik, yang diperlukan anak agar dapat
mengikuti dan berprestasi dalam belajar disekolah
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Tugas-tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau pada suatu periode
tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan,
kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh.
B.
SARAN
Pendidikan SD merupakan jenjang
pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Perkembangan anak SD juga merupakan tahapan
perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan
pribadi. Jadi sebagai calon guru kita harus bisa ikut serta dan mendukung pemerintah untuk acara penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah
Dasar (SD), SD kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah
Ibtidaiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar