PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur sosial dalam masyarakat mengacu pada
pola interaksi yang terdiri dari jaringan relasi sosial atau faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya suatu proses sosial. Faktor penyebab terjadinya proses
sosial inilah yang disebut sebagai unsur-unsur struktural.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat
tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib dan lancar, karena masyarakat
pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik. Demikian pula halnya dengan
interaksi sosial atau hubungan sosial yang merupakan wujud dari proses-proses
sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam struktur
sosial masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia.
Keragaman hubungan sosial dalam suatu
masyarakat bisa terjadi karena masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan
yang berbeda-beda, bahkan dalam satu suku bangsa pun memiliki perbedaan. Namun,
perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu gejala sosial yang wajar dalam
kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan suatu pengertian
tentang keragaman hubungan sosial, yang merupakan suatu pergaulan
hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi
sosial yang berbeda dalam kehidupan masyarakat.
Keragaman hubungan sosial dapat menimbulkan
ketidakharmonisan, pertentangan, pertikaian antarsuku bangsa maupun intern suku
bangsa. Jika keselarasan tidak ditanamkan sejak dini, terutama dalam masyarakat
majemuk seperti Indonesia yang memiliki keragaman hubungan sosial, maka dampak
negatif tersebut akan menjadi kenyataan. Sebaliknya jika keselarasan dipupuk
terutama dalam masyarakat majemuk, maka dampak negatif tersebut tidak akan
terjadi, bahkan keragaman kebudayaan dalam masyarakat majemuk akan menjadi
suatu aset budaya yang tak ternilai harganya.
Sebagai seorang individu yang hidup dalam
bangsa yang terdiri dari beragam suku bangsa dan memiliki keaneragaman budaya,
pasti akan mengalami keragaman hubungan sosial.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian struktur sosial pengertian, ciri-ciri, bentuk bentuk, dan
fungsi struktur sosial ?
2. Apa definisi
dan macam-macam pranata sosial ?
3. Apa saja bentuk dari proses sosial ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian,ciri-ciri,bentuk-bentuk,dan
fungsi struktur sosial
2. Untuk menjelaskan pengertian dari
proses sosial
3. Untuk mendeskripsikan macam macam
pranata sosial dan fungsi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian,ciri-ciri, bentuk-bentuk, dan fungsi struktur sosial
1. Pengertian Struktur Sosial
Struktur
sosial berasal dari dari bahasa latin “structum” yang berarti “menyusun”,
membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai istilah konstruksi yang
berarti “kerangka”. Dalam antropologi sosial konsep struktur sosial sering
dianggap sama dengan organisasi sosial, khususnya jika dihubungkan dengan
masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hukum pada masyarakat yang masih
sederhana.
Definisi Struktur Sosial Berdasarkan Pendapat Para Ahli:
Berikut ini
adalah beberapa definisi para ahli mengenai struktur sosial.
- Raymond Flirt menyatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana orang banyak tersebut ambil bagian.
- Soerjono Soekanto (1993), bahwa organisasi berkaitan dengan pilhan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan yang lebih fundamental yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisasi. Dengan kata lain, struktur soail diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
- E.R Lanch menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.
Dari
definisi-definisi tersebut di atas disimpulkan bahwa struktur
sosial merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ
masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme
masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi
kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang lama.
2. Ciri-Ciri Struktur Sosial
Secara umum,
struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Bersifat Abstrak
Struktur sosial bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
b. Terdapat Dimensi Vertikal Dan Horizontal
Struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status sosial dengan segala peranannya
sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status
yang tertinggi hingga struktur yang terendah. Contohnya, dalam sebuah
desa/kelurahan terdapat struktur pemerintahan yang berisi kepala desa, carik,
para kepala dusun, dan lain-lain hingga ketua-ketua RW dan ketua RT. Sedangkan
pada struktur sosial yang terjadi dalam struktur sosial
dimensi horizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya
terbagi-bagi dalam kelompok sosial yang memiliki karakteristik sama.
Misalnya suku bangsa, ras, agama, serta gender.
c. Sebagai Landasan Sebuah Proses Sosial Suatu Bangsa cepat lambatnya proses sosil suatu masyarakat
dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d. Merupakan Bagian dari Sistem
Pengaturan Tata Kelakuan dan Pola Hubungan Masyarakat Struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat
berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam
masyarakat tersebut.
e. Struktur Sosial Selalu Berkembang dan Dapat Berubah Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan
perkembangan masyarakat.
3. Tiga Bentuk Masyarakat Berdasarkan Ciri-ciri Struktur Sosial
Berikut adalah
tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya
seperti yang dikemukakan oleh Selo Soemardjan.
A.
Masyarakat Sederhana
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya
pada masyarakat sederhana adalah sebagai berikut.
1)
Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2)
Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3)
Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4)
Hukum yang berlaku tidak tertulis.
5)
Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan keluarga
sendiri atau untuk pasaran dalam skala kecil.
6)
Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan dengan gotong
royong.
B.
Masyarakat Madya
Ciri-ciri
struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut.
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi
hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendur.
2) Adat-istiadat masih dihormati, tetapi
mulai terbuka dengan pengaruh dari luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara
berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuatan-kekuatan gaib baru
timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan
formal sampai tingkat lanjutnya.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum
tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar
sehingga muncul diferensiasi dalam struktur masyarakat.
B. Masyarakat Modern
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sebagai
berikut.
1) Hubungan sosial didasarkan atas
kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya
sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar
keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku adalah hukum
tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan
ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.
4. Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
Dilihat dari Sifatnya
a) Struktur sosial kaku, merupakan struktur sosial yang
tidak dapat dirubah atau sekurang-kurangnya masyarakat menghadapi kesulitan
besar untuk melakukan perpidahan status atau kedudukanya.
b) Struktur Sosial Luwes, pada struktur sosial luwes setiap anggota
masyarakatnya bebas bergerak melakukan perubahan. Biasanya terdapat pada
masyarakat yang mmeiliki stratifikasi sosial terbuka.
c) Struktur Sosial Formal, yaitu struktur sosial yang diakui oleh pihak
yang berwenang. Contoh, Lembaga pemerintah tingkat kebupaten yang
terdiri dari seorang bupati, wakil bupati, sekwilda, dll
d) Struktur Sosial Informal, yaitu struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak
memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak yang berwenang.
Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya
a) Struktur Sosial Homogen, yaitu struktur sosial yang memiliki latar belakang kesamaan indentitas
dari setiap
masyarakatnya, seperti ras suku bangsa, ataupun agama. Contoh Suku
Badui dalam.
b) Struktur Sosial yang Heterogen , Struktur Sosial ini ditandai oleh keragaman identitas dari
anggota masyarakatnya.
Contoh masyarakat Indonesia yang memiliki aneka ragam suku, ras,
budaya, agama.
Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial
Yaitu
pengelompokkan manusia secara horizontal dan vertikal. Pengelompokan ini berdasarkan
ciri fisik, meliputi jenis kelamin, bentuk dan
tinggi tubuh, warna kulit, rambut, dan sebagainya. dan juga dari non fisik seperti, budaya, meliputi kecerdasan,
ketrampilan, motivasi, minat dan bakat.
a) Faktor-faktor
Pembentuk Ketidaksamaan Sosial
1)
Keadaan Geografis
2)
Etnis
3)
Kemampuan atau Potensi Diri
4)
Latar Belakang Sosial
b) Bentuk-bentuk Ketidaksamaan
Sosial
1) Secara Horizontal,
yaitu Struktur masyarakat dengan berbagai
kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama,
dan adat istiadat yang dikenal dengn istilah diferensiasi sosial
2) Secara Vertikal,
Yaitu struktur sosial yang ditandai oleh
kesatuan-kesatuan sosil berdsarkan perbedaan-perbedaan pelaspisan sosial, baik
lapisan atas maupun lapisan bawah yang dikenal dengan stratifikasi sosial.
c) Bentuk-Bentuk
Struktur Sosial Berdasarkan Ketidaksamaan Sosial
1) Diferensiasi Sosial, yaitu perbedaan
individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu
tingkatan (heirarki). Bentuk-bentuk diferensiasi yaitu perbedaan ras,
suku bangsa(etnis), agama dan gender.
2) Stratifikasi Sosial, yaitu pelapisan sosial dalam masyarakat yang
lebih dikenal dengan istilah stratifikasi sosial.
Struktur
sosial merupakan tatanan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat,
bisa vertikal atau horisontal. struktur sosial juga mempunyai fungsi. ada
beberapa jenis fungsi struktur sosial, meliputi fungsi identitas, fungsi
kontrol, dan fungsi pembelajaran. berikut penjelasanya mengenai ketiga fungsi
tersebut.
5. Fungsi Struktur Sosial
a) Fungsi Identitas
Setiap
kebudayaan memiliki struktur sosialnya masing-masing. Strukrtur sosial berbagai
sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang
anggotanya memlii kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan
mengembangkan struktur soasialnya sendiri sebagai pembeda dari kelopok lainnya.
Contohnya, kebuaayaaan Minangkabau menganut system matrilinial (kekerabatan
berdasarkan garis keturunan ibu). Ini berbeda dengan system kebudayaan lainnya
yang mayoritas menganut patrilineal. Perbedaan semacam ini akn membangun
struktur sosial yang berbeda pula dengan kebudayaan lainnya.
b)
Fungsi Kontrol
Struktur bias
berfungsi untuk mengontrol individu yang berada di ddalam struktur tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kcenderungan dalam diri individu
untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain. Melanggar aturan yang
berlaku, berpotensi untuk menimbulkan konsekuensi yang pahit. Struktur sosial
sebagai kontrol. Contoh: kebudayaan Batak melarang perkawinan antara pria dan
wanita yang semarga. Orang Batak yang memiliki marga yang sama berarti masih
memiliki hubungan saudara.
c)
Fungsi Pembelajaran
Individu
belajar dari struktur social yang ada dalam kelompoknya, mulai dari sikap,
kebiasaan, kepercayaan dan kedisiplinan.
B. Pengertian , ciri-ciri , pranata sosial
Pranata
Sosial adalah wadah yang memungkinkan masyarakat
untuk berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang
berlaku.-
Horton dan
Hunt mengartikan pranata sosial sebagai suatu
hubungan sosial yang terorganisir yang memperlihatkan nilai-nilai dan
prosedur-prosedur yang sama dan yang memenuhi kebutuhan2 dasar teertentu dalam
masyarakat.
1. Ciri-Ciri Pranata Sosial
a) Pranata Ekonomi (memenuhi kebutuahan material) , bertani,industri, bank,
koperasi dan sebagainya
b) Pranata Sosial/ memenuhi
kebut. Sosial : perkawinan, keluarga, sistem kekerabatan, pengaturan keturunan.
c) Pranata politik/ jalan alat untuk mencapai tujuan bersama dlm hidup
bermasyarakat. seperti
sistem hukum, sistem kekuasaan, partai, wewenang, pemerintahan
d) Pranata
pendidikan/memnuhi kebutuahn pendidikan, seperti PBM, sistem
pengetahuan, aturan, kursus, pendidikan keluarga, ngaji.
e) Pranata kepercayaan dan agama/ memenuhi kebutuhan spiritual. seperti upacara semedi, tapa,
zakat, infak, haji dan ibadah lainnya.
f) Pranata Kesenian/ memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan, seperti seni suara, seni lukis, seni
patung, seni drama, dan sebagainya
C. Pengertian,faktor ,syarat-syarat, bentuk-bentuk, proses sosial
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan
sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.
1. Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam
masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti,
simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi
seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan
kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi
untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya
melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi
saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan
(animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak,
maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan
penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal
ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen
yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan
identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam
golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan
bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya
orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik
agar nanti mengenalinya mudah.
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa
berpikir kritis dan rasional.
Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah
kepada anak, seorang guru kepada siswa.
Simpati adalah ketertarikan seseorang kepada
orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh:
membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang
terkena musibah tersebut.
Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial
lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar
manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya.
Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan
sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan
maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu
bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial
di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih
dahulu yang dimana proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses
sosial itu sendiri.
2. Syarat Interaksi Sosial
Menurut
Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang
artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak
berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak
selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa
melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara
melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik
tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki
sifat-sifat berikut.
Kontak sosial
dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu
kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan
atau konflik.
Kontak sosial
dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial
primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung.
Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di
pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung
melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak
sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder
langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya
melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan
pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak
sekunder tidak langsung.
Komunikasi
merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan,
gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan.
Ada empat unsur pokok
dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan,
perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang
dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media
komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
- Kerja sama
Kerja sama
ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok-kelompok
bekerja sama Bantumembantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotongroyong membersihkan
halaman sekolah.
- Persaingan
Persaingan
adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok
berlomba meraih tujuan yang sama.
- Pertentangan
Pertentangan
adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar
antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan
yang sama.
- Persesuaian
Persesuaian
ialah proses penyesuaian dimana orang- orang atau kelompok- kelompok yang
sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau
setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan
interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal.
Selain itu
akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara orang
yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
- Perpaduan
Perpaduan
adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan
usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok. Dan juga merupakan usaha- usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan
kepentingan dan tujuan bersama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi
sosial bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Subjek interaksi sosial
beragam, ada yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses
sosial inteteraksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas
sosial
Dalam hal ini,
individu berinteraksi dengan masyarakat.
Sebagaimana telah diketahui, individu merupakan makhluk sosial yang membutuhkan
orang lain dalam menjalani kehidupannya.
Interaksi
individu dengan masyarakat tidak lepas
dari struktur sosial dimana terdapat penggolongan masyarakat, atau tinatan
masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri, dan tidak lepas pula dari
pranata sosial yang merupakan bentuk norma-norma tuntunan dalam kehidupan,
bermasyarakat.
B. Saran
Dari
pembahasan yang telah diuraikan, kami mempunyai saran kepada pembaca bahwasanya
dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilah dan memilih mana yang
berdampak positif pada kehidupan kita, dan mana yang berdampak negatif. kita
harus berpegang dengan aturan norma yang tumbuh dalam masyarakat, sehingga
tercipta keselarasan dalam proses sosial antara individu dan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar